BAB 11 . MANUSIA DAN
PANDANGAN HIDUP
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang.
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Atas dasar itu manusia
menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk
yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri
dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup
yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
B. CITA-CITA
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau
sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk
mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau
angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih
ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke
arah keinginan yang tidak dapat direalisasikan.
Dari kecil kita sering dinasehati oleh orangtua, guru ataupun orang lain untuk
memiliki cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya
cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja
keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan
yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti manusia hidup bermasyarakat, manusia
saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota
masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling
merugikan, dan sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa
yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah
semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan
menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga, yaitu:
1. Pertama faktor pembawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih
dalam kandungan.
2. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan.
3. Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang
khas yang pernah diperoleh.
D. USAHA ATAU PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau
ilmu maupun denan tenaga ataupun dengan jasmani, atau dengan kedua-duanya.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan
terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia
lainnya.
Perjuangan tidak selalu identik dengan lamanya kita melakukan proses
implementasi untuk mewujudkan keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan
perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan,
sedangkan individu lainnya justru sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan
kualitas sumber daya, strategi, situasi dan tingkat kesulitan yang dihadapi,
serta dukungan dari lingkungan eksternal amat menentukan seberapa besar dan
lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
E. KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun
Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
1. Aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature,
dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang
tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin
juga tidak ada.
2. Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika
atau akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang
benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati
nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat
Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi
akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan
hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal dengan kata lain ilmu dan teknologi. Pandangan hidup ini disebut
liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat,
walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang
berakal atau berilmu dapat menguasai individu yang berpikir rendah.
3. Aliran gabungan; dasar aliran ini adalah kekuatan gaib
dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan,
yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal,
baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang
benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan
pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir,
sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan
hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari
Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam
arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani),
logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup
ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan
menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu
berkat karunia Tuhan.
F. LANGKAH-LANGKAH
BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan
hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam
kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula.
Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni :
1. Mengenal, mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia
yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini
mengenal apa itu pandangan hidup.
2. Mengerti, mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada
Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti
apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang
berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an,
hadist dan bagaimana kedua hal tersebut mengatur kehidupan baik di dunia maupun
di akhirat.
3. Mengkhayati, dengan menghayati pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu
sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang
terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan
hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman
mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran
tentang pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini, meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi, mengabdi merupakan sesuatu hal yang penting
dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik
oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan
merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan
oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih
hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
BAB 12 . MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB SERTA PENGABDIAN
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa
Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab,mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatan yang disengaja mauun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia
tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab
itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari
sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu,
dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan mengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh
usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
B. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut
keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal
beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:
Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiapp orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai
dirinya sendiri. Contohnya: Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun
sebentar-bentar ia melihat ke jalan tetap juga ia lengah dan terperosok ke
sebuah lubang. Ia harus beristirahat diruma beberapa hari. Konsekuensi tinggal
dirumah beberapa hari merupakan tanggung jawab ia sendiri akan kelengahannya.
Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri,
ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Contohnya: Dalam sebuah
keluarga biasanya memiliki peraturan-peraturan sendiri yang bersifat mendidik,
suatu hal peraturan tersebut dilanggar oleh salah satu anggota keluarga.
Sebagai kepala keluarga (Ayah) berhak menegur atau bahkan memberi hukuman.
Hukuman tersebut merupakan tanggung jawab terhadap perbuatannya.
Tanggung Jawab terhadap
Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain
maka ia harus berkomunikasi denhan manusia lain tersebut. Sehingga dengan
demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai
tanggung jawab tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Contohnya: Safi’i terlalu
congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina orang lain yang mungkin lebih
sederhana dari pada dia. Karena ia termasuk dalam orang yang keya dikampungnya.
Ia harus bertanggung jawab atas kelakuannya tersebut. Sebagai konsekuensi dari
kelakuannya tersebut, Safi’i dijauhi oleh masyarakat sekitar.
Tanggung Jawab Terhadap
Bangsa/Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa setiiap manusia, tiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertinggah laku manusia
terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia
tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia
harus bertanggung jawab kepada negara. Contohnya: Dalam novel “Jalan Tak Ada
Ujung” karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik,
terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan
guru Isa ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kali perbuatan
itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
Tanggung Jawab Terhadap
Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan
untuk mngisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap
Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran
dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingati oleh Tuhan dan jika
dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukannya maka
Tuhan akan melakukan kutukan. Contohnya: Seorang muslim yang taat kepada
agamanya maka ia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan kepada Tuhan.
Karen ia menghindari hukuman yang akan ia terima jika tidak taat pada ajaran
agama.
C. PENGABDIAN DAN
PENGORBANAN
a) Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa
pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih
sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
MACAM-MACAM PENGABDIAN
Pengabdian Kepada Agama/Tuhan
Pengabdian Kepada Negara/Bangsa
Pengabdian Kepada Masyarakat
CONTOH DARI PENGABDIAN
Seseorang yang mengabdikan diri kepada Negara menjadi seorang guru bukan
semata-mata karena uang, pangkat atau jabatan yang dimilikinya melainkan karena
rasa simpati dan keinginan yang besar untuk dapat membantu mendidik putra-putri
kita agar menjadi penerus Bangsa yang hebat berguna bagi Bangsa sendiri maupun
Bangsa lain.
(b) Pengorbanan
Pengorbanan berasak dari kata korban atau kurnam yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan
demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan
yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran
moral yang tulus ikhlas semata-mata.
MACAM-MACAM PENGORBANAN
Pengorbanan Tehadap Tuhan/Agama
Pengorbanan Terhadap Bangsa/Negara
Pengorbanan Terhadap Masyarakat
Pengorbanan Terhadap Keluarga
Pengorbanan Terhadap Diri Sendiri
AKIBAT DARI PENGORBANAN
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transaksi, dan kapa saja diperlukan.
CONTOH DARI PENGORBANAN
Pangeran Sidharta Gautama dari Kapilawastu
diharapkan oleh ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi,
Pangeran tersebut lebih tertatik pada kehidupan pertapa untuk memperoleh
penerangan agung bagaimana caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari
sengsaa melalui pelepasan dan mencapai kehidupan abadi di sorga. Ia
mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana, ia mengorbankan
kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa kepentingan umat manusia perlu
didahulukan.
BAB 13. MANUSIA DAN KEGELISAHAN
PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang
berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak
sabar, dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan
seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatan, merasa khawatir, tidak
tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan dapat diketahui dari gejala tingkah laku seseorang dalam situasi
tertentu. Gejala tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke
depan sambil mengepal-ngepalkan tangan, duduk termenung sambil memegang kepala,
duduk dengan wajah murung, dan malas bicara.
MACAM - MACAM KECEMASAN
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan
yang menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik,
dan kecemasan moril.
a). Kecemasan obyektif
Pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan
atau bahaya dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang
yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan
mungkin dari sifat pembawaan, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk
menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda atau keadaan tertentu
dari lingkungannya.
b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan
tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga
macam, yakni:
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, dan orang itu
takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga
menekan dan menguasai ego.
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang
ditakutkannya.
Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya
secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah
perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari
kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh id, meskipun ego dan superego melarangnya
.
c). Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain iri, benci,
dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, dan rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu,
sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan
manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, dan putus asa.
SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada
hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu
ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mulai dari diri kita sendiri, yaitu bersikap
tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala
kesulitan dapat kita atasi.
Memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya.
Kita harus percaya bahwa Tuhan Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan
Maha Pengampun.
KETERASINGAN
Katerasingan berasal dari kata terasing, dan
dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang,
sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari
yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang
berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang
lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan
yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan
diri dalam masyarakat. Perbuatan iti misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu
istri orang, menghina orang, dan sombong.
KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti
sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang,
tidak berteman.
Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya frustasi. Dalam hal
itu, orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka
bergaul, dan lebih senang hidup sendiri. Orang yang frustasi itu bersikap
rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai. Orang yang bersikap rendah diri,
pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka orang
itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri itu mengakibatkan kesepian.
KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti
artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang
jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak
pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang
jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas.
Sebab-sebab terjadi ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, apalagi
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir, manusia selalu menerima rangsang-rangsang
lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru.
Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah:
Obsesi
Gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran
atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya,
selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Phobia
Rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak
normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Kompulasi
Adanya keragu-raguan tentang apa yang telah
dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang
serupa berkali-kali.
Histeria
Neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan
mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak
mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Delusi
Pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan
suatu keyakinan palsu. Delusi ada tiga macam, yaitu:
a) Delusi persekusi
Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
b) Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar.
c) Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.
Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan
pancaindera. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau
pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat
tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya
halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat
berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya, antara lain
gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat,
tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan
gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula
berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah,
suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, dan
menyendiri.
USAHA – USAHA MENGATASI KETIDAKPASTIAN
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
tergantung kepada mental penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui,
kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling
baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan
dengan orang yang dirindukan.
Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh,bila mengalami musibah baru berkurang
kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu
adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan adalah masyarakat sekitarnya
dan dirinya sendiri.
BAB 14 . MANUSIA DAN HARAPAN
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti
keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut
permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia
itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan,
biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi
hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli
mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat
menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”,
walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh,
berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk
sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup,
yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu
manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya,
seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental /
spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan
manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau
pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
Dorongan
kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manuis itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b) Keamanan (safety)
c) Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and
love)
d) Diakui linkungan (status)
e) Perwujudan cita – cita (self actualization)
C. PENGERTIAN DOA
Menurut bahasa do'a berasal dari kata
"da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a
berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau
tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada
Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah
misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya,
artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal
yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa
kalimat yang dapat kita perhatikan :
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa
dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
E. Berbagai Kepercayaan Dan
Usaha Meningkatkannya
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya
pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada
diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua,
guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya
ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya.
Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak
terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya
Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung
memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban
kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai
kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat,
(kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada
negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang
(individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara.
Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada
negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang
mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis
negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena
itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada
negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan
berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting,
karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan
Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak
mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang
mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar
mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab
Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya
zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat
tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka
menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Sumber :
·
http://harapansatria.blogspot.com/2008/05/pengertian-doa.html
·
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-harapan/
· Ilmu Budaya Dasar oleh Widyo Nugroho dan Achmad
Muchj
· Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya
Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
· http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-kegelisahan.html