Kamis, 19 November 2015

Permasalahan Lingkungan dan Sampah di Jakarta.



 Permasalahan Lingkungan di Jakarta merupakan masalah yang amad rumit di kota metropolitan tersebut. Dari banjir, ruang terbuka hijau, hingga sampah yang akhir-akhir ini diributkan dalam media. Semua masalah tersebut sudah ada bahkan dari jaman kolonialisme Belanda , salah satunya banjir. Masalah yang paling inti dalam masalah lingkungan di atas adalah karena adanya ketidaksadaran dan ketidakpedulian warga kepada lingkungan.
            Banjir sudah menjadi masalah Jakarta semenjak jaman penjajahan Belanda. Sumber masalahnya ternyata mudah, Sampah yang menyumbat tiap selokan dan sungai adalah menjadi biang keladi terjadinya banjir. Belum pula hujan yang terus menerus mengguyur pada saat musim hujan. Warga Jakarta pun serentak menyalahkan Kota Bogor dan sekitarnya yang notabene kontur wilayahnya lebih tinggi dari Jakarta dan menyatakan sampah tersebut bukan dari Jakarta.
            Penanganan dan pencegahan sudah dilakukan, diantaranya dengan dibuat waduk, ruang terbuka hijau, revitalisasi sungai dan selokan, hingga relokasi warga kali guna revitalisasi sungai. Namun masalah timbul kembali. Masyarakat yang jelas-jelas tinggal di tanah milik negara tidak ingin dipindahkan dari bantaran kali ataupun tempat proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga waduk.
            Padahal sudah jelas, Jakarta butuh membenahi secara total untuk masalah lingkungan ini demi kenyamanan warganya. Namun pemikiran dan pemahaman warga asli dan pendatang yang masih terbilang dangkal soal lingkungan belum ditambah ketidakpedulian mereka. Protes datang dari warga bahkan hingga membawa ormas secara besar-besaran melawan pemerintah dengan membawa nama “Kemanusiaan” dan menjelek-jelekan pemerintah seperti binatang yang asal menggusur. Padahal sudah jelas tanah yang mereka tinggali adalah punya pemerintah. Pada saat mereka akan digusur mereka sudah diberi surat agar diberi waktu untuk bersiap dan pindah
            Lain cerita, warga menyatakan bahwa tidak mendapatkan surat peringatan atau pemberitahuan apaapun dari pemerintah setempat. Beberapa warga bahkan mendapat tempat tinggal gratis, dan ada yang diberi ganti rugi juga. Sampai hari ini juga masih banyak warga yang tidak mau dipindahan untuk proyek sungai dan RTH. Masalah belum selesai akhir-akhir ini merebak masalah karena adanya penolakan warga sekitar TPA Bantar Gebang yang tidak mau adanya sampah yang masuk ke TPA mereka.
            Alasan yang dibuat sama mudah dan anehnya seperti proyek revitalisasi sungai,pembuatan waduk dan RTH. Ada dari mereka bilang sangat menganggu bau dari sampah Jakarta tersebut yang dipindahkan ke TPA Bantar Gebang. Padahal pada saat awal pembuatan TPA tersebut pada waktu dulu, warga juga sudah diperingatkan agar segera pindah. Masalah meluas hingga adanya bau politik dan ekonomi yang melibatkan banyak pihak. Padahal saat itu musim hujan akan segera tiba, sampah tentu harus segera diproses supaya tidak menjadi penyebab banjir dan masalah lainnya.
            Jakarta masih mempunyai banyak masalah soal lingkungan. Semua berasal dari ketidaksadaran dan ketidakpedulian masyarakatnya akan kenyamanan, keamanan serta keselamatan diri mereka sendiri. Ketika bencana sudah datang yang warga salahkan adalah lagi dan lagi, pemerintah. Semoga pemerintah dapat saling berkomitmen dengan warga agar dapat menciptakan Jakarta yang semakin nyaman ditinggali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar