BAB I
TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
A.PENDAHULUAN
Mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang menbicarakan tentang
nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi
manusia dalam hidup sehari-hari. Mata kuliah ini di harapkan agar lulusan
perguruan tinggi kita dari semua jurusan dapat mepunyai suatu kesamaan bahan
pembicaraan dan memiliki nilai pribadi dan karakter yang baik dalam masyarakat.
B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI
MATA KULIAH DASAR UMUM
lmu budaya
dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar (MKDU) yang
merupkan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi. Baik yang sifatnya
eksasta maupun yang non ekstanta. Secara khusus MKDU bertujuan untuk
menghasilkan warga Negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
- Berjiwa Pancasila.
- Taqwa terhadap Tuhan Yang maha Esa.
- Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan.
- Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara
sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikaji untuk
mengembangkan masalah manusia dan kebudayaan.
D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Untuk bisa
menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar dapat diharapkan :
- Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya.
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah manusia dan kebudayaan serta mengembangkan daya pikir kritis.
- Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, dan tidak jatuh kedalam sifat kedaerahan.
- Mengusahakan wahana komunikasi akademi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Ada 2
masalah pokok yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup
kajian mata kuliah imu budaya dasar, yaitu :
1.
Berbagai aspek kehidupan
yang seluruhnya merupakan ungkapkan masalah kemanusiaan dn berbudaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
2.
Hakekat manusia yang satu
tau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan
masing-masing jaman dan tempat.
3.
Menilik kedua masalah pokok
yang bias dikaji dalam mata kuliah ilmu budya dasar tersebut diatas nampak
dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan
adalah :
- Manusia dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusia dan penderitaan
- Manusia dan keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan
Kedelapan
pokok bahasan itu termasuk dalam karya yang tercakuo dalam pengetahuan budaya.
Perwujudan mngenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian,
musical, ilsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
1) Manusia terdiri dari empat unsur yang
saling terkait :
Jasad : badan kasar manusia yang tampak
pada luarnya.
Hayat : mengandung unsur hidup.
Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan.
Nas : dalam pengertian diri dan keakuan.
2)
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
Id : struktur kepribadian yang paling
primitif dan paling tidak nampak.
Ego : struktur kepribadian yang pertama
kali dibedakan dari Id, disebut sebagai kepribadian “eksekutif” peranya dalam
menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dimengerti orang lain.
Superego : struktur kepribadian yang
paling akhir, muncul pada usia lima tahun.
B. HAKEKAT MANUSIA
1.
Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu
kesatuan yang utuh.
2. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
3. Biokultural, yaitu mahluk hayati yang
budayawi.
4. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat
dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karrena kemampuan
bekerja dan berkarya.
C.KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Menutrut Francis
L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dirinya di dalam
ilmu antropologi, psikologi, filsafat, dan kesusastraan cina klasik. Karya
tulisnya berjudul Psychological Homeostatis Cina Klasik. Psikologi timbul di
dalam masyarakat barat. Manusia memerlukan isi jiwa tambahan untuk memuaskan
kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam hidup manusia. Konsep Jen
yaitu manusia yang berjiwa selaras dan manusia yang berkepribadian. Usul
Francis L.K. Hsu adalah agar para ahli psikologi tidak hanya meamakai konsep
barat mengenai kepribadian, tetapi juga
memperhatikan unsur hubungan mesra dan bakti
.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan
berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin
berasal dari karta colore yang berarti mengolah tanah. Budaya adalah segala
sesuatu yang dihasilkan oleh pikiran
manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
E. UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN
Tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu
:
- Sistem religi
- Sistem organisasi kemasyarakatan
- Sistem pengetahuan
- Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
- Sistem teknologi dan peralatan
- Bahasa
- Kesenian
F.
WUJUD KEBUDAYAAN, KONSEP, DAN PIKIRAN MANUSIA
1. Kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
2. Kompleks
aktivitas.
3.Wujud
sebagai benda.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
1. Hakekat hidup manusia ( MH )
2. Hakekat karya manusia ( MK )
3. Hakekat waktu manusia ( WM )
4. Hakekat alam manusia ( MA )
5. Hakekat hubungan manusia ( MN )
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Terjadinya perubahan disebabkan oleh :
Sebab yang berasal dari dalam masyarakat
dan kebudayaan sendiri.
Sebab perubahan lingkungan alam dan
fisik tempat mereka hidup.
– Unsur kebudayaan asing yang mudah
diterima :
Unsur kebudayaan kebendaan seperti
peralatan.
Unsur yang membawa manfaat besar.
Unsur yg mudah disesuaikan engan keadaan
masyarakat yang menerima unsur tersebut.
· Unsur kebudayaan yang sulit diterima :
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan
seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
Unsur yang dipelajari pada taraf pertama
proses sosialisasi.
· Generasi muda yang paling cepat
menerima unsur kebudayaan asing dalam proses akulturasi.
· Masyarakat yang terkena proses
akulturasi pasti ada kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tidak
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
I.
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.
Proses dialektis tercipta melalui tiga
tahap, yaitu :
Eksternalisasi, yaitu proses dimana
manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun duniannya.
Obyektivasi, proses dimana masyarakat
menjadi realitas obyektif.
Internalisasi, proses dimana masyarakat
disergap kembali oleh manusia.
BAB 3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM
KESUSASTRAAN
A. PENDEKATAN KESUSATRAAN
Sastra
mempunyai peranan yang penting. Karena satra mempergunakan bahasa. Sastar lebih
mudah berkomunikasi karena sastra adalah penjabaran abstraksi. Sastra didukung
oleh cerita.
B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN PROSA
Dalam kesusastraan indonesia dikenal
dengan jenis prosa lama dan prosa baru :
Prosa lama :
- Dongeng – dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Cerita pelipur lara
Prosa baru
meliputi :
- Cerita pendek
- Roman/novel
- Biografi
- Kisah
C.NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Nilai yang diperoleh para pembaca lewat sastra, yaitu :
- Prosa fiksi memberikan kesenangan
- Prosa fiksi memberikan informasi
- Prosa fiksi memberikan warisan kultural
- Prosa memberikan keseimbangan wawasan
D. ILMU BUDAYA DASAR YNG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya
Dasar, yaitu :
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
- Puisi dan keinsyafan sosial
BAB 4
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A.
PENGERTIAN CINTA KASIH
Cinta
adalah rasa sangat suka atau sayang, ataupun sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. Cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang
yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
B. CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
1. Cinta diri
2. Cinta kepada sesama manusia
3. Cinta seksual
4. Cinta kebapakan
5. Cinta kepada Tuhan
6. Cinta kepada rasul
C. KASIH SAYANG
Kasih
sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang.
D. KEMESRAAN
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti perasaan simpati yang akrab. Kemesraan
ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara
maupun yang sudah berrumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan
kasih sayang yang mendalam.
E. PEMUJAAN
Pemujaan
adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudkan
dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia.
F. BELAS KASIHAN
Cinta
terhadap sesama diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan antara cinta
kepada orang tua, pria-wanita, dan cinta kepada tuhan. Dalam cinta sesama ini
dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapya,
kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaannya. Jadi kata
kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita
orang lain.
V.
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A.
Pengertian Keindahan
Keindahan
berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan
sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak
mengandung keindahan berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal,
artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode,
kedaerahan atau lokal.
B.
Renungan
Renungan
bisa dikatakan memikirkan sesuatu hal yang baru maupun belum dialami oleh
manusia. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni
ada beberapa teori antara lain :
1.
Teori pengungkapan
2.
Teori metafisik
3.
Teori psikologis
C.
Keserasian
Keserasian
pada dasarnya adalah sejumlah kualitas yang terdapat pad suatu penataan
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena
benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur
perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.Keserasian merupakan bagian
atau yang dapat mewujudkan keindahan.
Keserasian
mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.
Perpaduan contohnya adalah lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur
pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang
terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati
kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar
suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa dalam hal lagu irama
yang indah merupakan pertentangan yang serasi.
VI. Manusia dan Penderitaan
PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau
lahir batin.
Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat,
ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
B. SIKSAAN
Siksaan
atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada
penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala
tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis,
yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi,
balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan
palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.
Kekalutan
mental memiliki arti dimana seorang individu merasakan ketakutan yang
berlebihan atau bisa dibilang phobia. Hal ini bisa disebabkan karena trauma
yang mendalam atau sugesti yang berlebihan dari diri kita masing-masing.
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdiran bukan hannya untuk bahagia, melainkan
juga menderita. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup.Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin
bangsa, orang-orang di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan
penderitaan dan penuh perjuangan.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Bagi media masa dan seniman penderitaan
dibuat melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat
sehingga ikut merasakan penderiaan tersebut. Dalam dunia modern sekarang ini
kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh
kemajuan teknologi dan sebagainya.
Media masa merupakan alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan
sekaligus keindahan karya seni.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Seseorang yang mengalami penderitaan
biasanya akan menimbulkan sikap yang kurang wajar atau negatif, karena pada
saat seseorang terkena suatu musibah mereka menganggap bahwa ini adalah suatu
hal yang tidak mereka kehendaki atau inginkan sikap yang timbul biasanya
keputusasaan, kecewa, marah, menyesal dan lain-lain.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
·
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan.
·
Depresi juga salah satu pengaruh dari penderitaan, karena begitu banyak
sekali tekanan-tekanan yang menuju kepada seseorang saat terkena musibah
misalnya seseorang yang dipecat dari perusahaanya tempat dia bekerja sudah
pasti orang tersebut mengalami tekanan yang sangat berat
·
Bersyukur, dengan bersyukur bisa menjadi peringatan atau teguran dari
Tuhan yang maha esa terhadap dirinya dan itu dapat menjadi ajang instropeksi
diri apa saja selama ini yang kita perbuat sudah sesuai dengan perintahNya atau
belum. Sesungguhnya apa yang terjadi di muka bumi ini mencerminkan dari mahkluk
hidup yang ada di bumi apakah mereka sudah melaksanakan perintahNya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
VII. Manusia dan Keadilan
1.
PENGERTIAN KEADILAN
·
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua
orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang
telah ditetapkan
KEADILAN SOSIAL
Berbicara tentang keadilan, Anda tentu
ingat akan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pancasila, berbunyi :
“keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila
“keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menulis sebagai berikut
“keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia
yang adil dan makmur.” Selanjutnya di uraikan bahwa para pemimpin Indonesia
yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial dalam bidang
ekonomi ialah dapat mencapai kemakmuran yang merata.
Seperti pancasila yang bermaksud
keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang
adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang
seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5.PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang
hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan
hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi
orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai
harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya
dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak
baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah
laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun,
disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan
agama dan sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik
dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral.
·
Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk
mewujudkan dirinya sendir sebagai pelaku moral tersebut.
·
Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau
tidak sesuai dengan ahlak yang baik.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus
tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan
harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan
kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh
kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela,
tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
6. PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu reaksi atas
perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang
seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang
menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan
diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan
pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka.
Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan pembalasan yang bersahabat.
Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan pembalasan yang tidak
bersahabat pula.
VIII. Manusia Dan Pandangan Hidup
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap
manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup
itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan
seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan
pula apa arti pandangan hidup.
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran
manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu
bukanlah timbul seketika
atau dalam waktu yang
singkat saja, melainkan
melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran
itu dapat diuji kenyataannya.
Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya.
Atas dasar ini manusia menerima hasil
pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman,
arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup
banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan
tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
:
§
Pandangan hidup yang berasal dari agama
yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
§
Pandangan hidup yang berupa
ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat
pada negara tersebut.
§
Pandangan hidup hasil
renungan yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
B. CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau
diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang
makin tinggi tingkatannya.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sarna dengan perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat
baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia
meninggal. Karena merupakan pribadi,
manusia mempunyai pendapat sendiri,
ia mencintai diri sendiri,
perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri
sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia harus kerja
keras untuk kelanjutan
hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan.
Perjuangan untuk hidup,
dan ini sudah kodrat
manusia. Tanpa
usaha/perjuangan, manusia tidak dapat
hidup sempuma. Apabila manusia
bercita-cita menjadi kaya, ia harus
kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus
rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua
ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan
otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani,
atau dengan kedua-duanya. Para
ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya.
Sebaliknya pam buruh,
petani lebih banyak menggunakan jasamani daripada otaknya.
Para tukang dan pam ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya
otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja
otak daripada jasmani.
Sebaliknya para prajurit lebih ban yak kerja jasmani daripada
otak.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun
Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran
intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur,
dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah
yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan hukum-hukumnya.
secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai
alarn ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana
tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi,
mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang
benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan
ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah
kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia
mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama
itu ada dua macam yaitu :
1.
Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi.
Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci
Al-Qur’an dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2.
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran
manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama
termasuk kebudayaan, terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka
agama. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.
Apabila
aliran naturalisme ini
dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula
dan Tuhan.Jadi, pandangan hidup
dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin bahwa
kebajikan itu diridhoi oleh
Tuhan. pandangan hidup yang dilandasi
keyakinan bahwa Tuhanlah
kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya
disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia
tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah
kekuatan tertinggi, maka keyakinan
itu bermula dan kekuatan
natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan
natur. Manusia yakin
bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan
hidup yang dilandasi
oleh kekuatan natur
sifatnya atheisme. Ini disebut
pandangan hidup komunis.
(b) Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal.
Manusia mengutamakan akal. Dengan akal
manusia berpikir. Mana yang
benar menurut akal itulah
yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani.
Manusia yakin bahwa dengan
kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal
diciptakan teknologi. Teknologi adalah
a1at bantu mencapai kebajikan yang maksimal,
walaupun mungkin teknologi memberi akibat
yang bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan
bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat
di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”, artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir,
Karena itu aliran ini banyak dianut
di kalangan Barat di Timur
orang mengutamakan hati nurani,yang baik menurut
akal belurn tentu baik
menurut hati nurani.
Apabila
aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia
itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
kebenaran yang diterima akal. Benar
menurut akal itulah yang
baik. Manusia yakin bahwa
kebajikan hanya dapat
diperoleh dengan akal (ilmu dan
teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan
kebebasan bertingkah laku
dan berbuat, walaupun tingkah
laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan
berteknologi tinggi) dapat menguasai
individu yang berpikir
rendah (bodoh).
(c) Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan
juga akal. Kekuatan gaib artinya
kekuatan yang berasal dan Tuhan,
percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan
akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuato. Segala
sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai
logika berpikir maupun
sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika
berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih
berat didasarlkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan
gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan
gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang,
akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati
nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif
pandangan hidup ini disebut sosialime – religius. Kebajikan yang dikehendaki
adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani,
semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua
pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika
berpikir kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menenkankan
pada logika berpikir kolektif individual.Pandangan hidup sosialisme
mengutamakan logika berpikir dari pada
hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya logika
berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan
kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu
menentukan.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup
walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu
tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup
itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai
penimbul kesejahteraan, ketentraman dan
sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita
seharusnya mempunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai
langkah-langkah itulah kita dapat
memperlakukan pandangan hidup sebagai
sarana mcncapai tujuan dan
cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi
rnanusia yaitu merupakan tahap pertarna
dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan
sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat
memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan
hidup itu ada sebelum manusia itu turun ke dunia. Adam dan Hawalah dalam hal
ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka mempunyai pandangan
hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang memberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang
bernegara dan atau beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam
beragama, khususnya Islam, kita
rnernpunyai pandangan hidup yaitu AI-Qur’an,
Hadist dan ijmak Ulama, yang rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat
dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup
yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan
pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya
kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya
itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat Selain itu juga
kita mengerti untuk apa dan dari mana Al-Qur’an, hadist, dan ijmak itu.
Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengertian tentang
pandangan hidup dalam Agama
Islam.
Mengerti
terhadap pandangan hidup di sini
memegang peranan penting. Karena dengan
mengerti, ada kecenderungan
mengikuti apa yang terdapat dalam
pandangan hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti
pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati
nilai-nilai yang terkandung didalanmya, yaitu
dengan memperluas dan memperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang
dapat ditempuh dalam
rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan
hidup, bertanya kepada orang
yang dianggap lebih tabu dan
lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Jadi dengan
menghayati pandangan hidup kita akan
memperoleh mengenai kebenaran tentang
pandangan hidup itu sendiri.
Yang
perIu diingat dalam
langkah mengerti dan
menghayati pandangan hidup
itu, yaitu harus ada.
Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam
sikap penerimaan pandangan hidup
ini ada dua
altematif yaitu penerimaan
secara ikhlas dan
penerimaaan secara tidak
ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai
mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan
langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya.
Bila dalarn mengerti dan
menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya. Akan
tetapi bila sebaliknya langkah
selanjutnya tidak berguna.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi kemasyarakatan maupun
negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu.
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan
meyakini berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu. Adanya
sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu
berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu
dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini penting
juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan
terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam
tingkah laku. Kita sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu
mempunyai sifat yang malla dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui.
Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat
baik, Dalam hal ini adalah keyakinan
yang sebenar-benamya. Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang yang
walaupun meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar
ketentuannya.
(5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi
kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila
didasari oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai
dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya
mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu dari bayi sampai dapat
berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi
kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan
tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti,
menghayati, dan meyakini pandangan hidup
ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan
pakaian, baik dalam waktu tentram
Iebih-lebih bila menghadapi hambatan,
tantangan dan sebagainya.
(6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia
bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang
lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima
dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena
kemungkinan merasakan bahwa
dalam berpandangan hidup itu
dia telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan
langkah-langkah yang ditempuhnya itu
telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang
mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu
berwujud tindakan atau lainnya.
Proses
mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau sedikit
kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah
yang terakhir ini merupakan
langkah terberat dan benar-benar
membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu
demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam dan
berpegang teguh kepada pandangan
hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung ataupun
secara tidak langsung, maka
jelas dia tidak
menerima celaan itu. Bahkan
bila ada orang yang ingin merusak
atau bahkan ingin memusnahkan
agama Islam baik terang-terangan
ataupun secara diam-diam, sudah tentu
dan sudah selayaknya
kita mengadakan tindakan
terhadap segala sesuatu
yang menjadi pengganggu.
IX. Manusia Dan Tanggung Jawab
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus
umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
B. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia
itu berjuang memenuhi keperluannya
sendiri atau untuk keperluan
pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alamo Dalam
usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut
menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat
dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab,
yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri
menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam
mengembangkan kepribadian sebagai
manusia pribadi. Dengan demikian
bisa memecahkan
masalah-masalah kemanusiaan mengenai
dirinya sendiri Menurut sifat dasamya
manusia adalah mahluk bermoral,
tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia
mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-angan sendiri.
Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak.
Dalam hal ini manusia tidak luput
dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun
sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke
sebuah lobang. kakinya terkilir. Ia
menyesali dirinya sendiri akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah
beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan
kelengahannya.
(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga
merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri.
Ayah-ibu dan anak-anak dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
Contoh
:
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak,
kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia
tidak mempunyai pekerjaan/tidak beketja
pada waktu suaminya masih hidup maka
demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga
ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak
bisa diterima karena melacurkan diri temasuk tindakan di kutuk, tetapi dari
segi tanggung jawab ia termasuk orang yang dipuji. karena demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia yang hina dan dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia
tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain. sesuai dengan
kedudukannya sebagai mahluk
sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian
manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai
tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan
hidupnya dalam masyarakat tersebut wajarlah apabila segala tingkah laku dan
perbuatannya harus dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat.
Contoh:
Hanafi
terlalu congkak dan sombong, ia
mengejek dan menghina pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai
pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi
setelah ada ancaman dari pihak
pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di dalam peralatan itu
hampir-hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara
pihak kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi
juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya,
yaitu pakaian secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika
ia dipaksa memakai secara
itu, sukalah urung sahaja,
demikian katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran didalam keluarga
pihaknya sendiri akhimya diterimalah,
bahwa ia memakai smoking, yaitu
jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak
menutup kepalanya, sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia
menolak pakaian daster suluk, yaitu pakaian orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun
perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang
satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia
nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua,
ia tidak hendak menutup kepala, karena
lebih gila pula dari pada anak komidi, bila memakai dester
saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabamya dan
memukul-mukul dada di muka anak yang
“terpelajar” itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh
dan teringat akan badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala
itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan
(pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi
mengiringkan “mempelai didong”. Akhimya
Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, Meskipun
harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan
kesombongannya itu, Hanafi harus
menerima rasa antipati dari masyarakat
Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
(d) Tanggung jawab kepada
Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap
manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah,
maka ia harus bertanggung jawab kepada
negara.
Contoh:
1)
Dalam novel jalan tak ada ujung
karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa
mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa
ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah kalau perbuataan itu
diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarna menolak perintah kakaknya,
juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang melawan rama, karena kakanya berbuat
keburukan. Bukan main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan hutang budi Kumbakama
terhadap kerajan Alengka. Kumbakama menyadari kedudukannya sebagai pang1ima
perang, karena itu berangkat juga ia ke medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang
bukan karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai
panglima yang harus membela negara ( Ramayana)
(e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini
bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia
mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia
tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman
Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam
agama Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh
Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak
menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan
perintah-perintah Tuhan berarti mereka
meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan
sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu
pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak
menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai
dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya,
hal ini dilakukan agar ia dapat
sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung
jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi
kodrat manusia pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya yang
sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a) Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang
berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan,
cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan
ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah
rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi
kebutuhan. Hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Lain halnya jika kita membantu ternan dalam kesulitan, mungkin
sampai berhari-hari itu bukan
pengabdian, tetapi hanya bantuan
saja.
Berikut
ini diberikan gambaran bagaimana
orang tua mengabdi kepada
putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga
mereka.
Sepasang
suami istri guru
sekolah dasar di
sebuah desa. Anaknya cukup banyak, yaitu 6 orang.
Untuk dapat memenuhi
kebutuhan keluarga besar tesebut.
Si ibu tetap bekerja sebagai guru.
Karena tahu bahwa gaji
suaminya juga kecil, Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya
sebagai ibu rumah tangga,
karena memang tidak mampu
membayar pembantu. Untuk urusan
pendidikan di sekolah si bapak yang
bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan
dengan rumah tanggga. Si Bapak membimbing putra-putrinya dalam belajar di rumah
malam hari. Sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi seperti menanam
sayur. memelihara ternak yang hasilnya
langsung dapat dimanfaatkan oleh
keluarga. Si ibu mcngajar putra-putrinya memasak, mencuci piring, mencuci
pakaian, membersihkan rumah. Anak-anaknya yang mulai besar menjadi semacam
asistennya. Setelah anak-anaknya mulai
harus sekolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus
memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah
maka kamar itu makin banyak penghuninya oleh adik-adik yang juga menyusul kakak
untuk belajar di kota. Sekali seminggu seorang
pulang untuk mengambil uang dan
perbekalan di desa, dan sekali sebulan ayah-ibu datang ke kota untuk tetap
mengakrabkan hubungan mereka sebagai
keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak-anaknya menjalankan
kewajibannya secara benar. Hal demikian
juga dilakukan oleh keluarga itu
waktu anak terbesar harus masuk ke
perguruan tinggi. Pada waktu si sulung
sudah tarnat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai
donatur terhadap adik-adiknya. Walhasil seluruh putra-putri keluarga guru
tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan
menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai
guru di desa demi mengabdi kepada
putra-putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak
sesulit dirinya. Waktu mereka sudah
pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya
pada putra-putrinya juga sudah
cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali putra-putrinya dengan ilmu
yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini. Orang tua itu tidak membekali
dengan ikan, karena akan cepat habis
tanpa bekas !
Manusia tidak ada dengan sendirinya,
tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib
mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Pengabdian kepada agama atau kepada
Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan
biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun di ladang
Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meningggalkan
keluarganya dan tidak akan berkeluarga. Sehingga hampir seluruh waktu waktu,
pikiran, tenaga maupun kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam
agama yang tidak membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu, para
biarawan atau biarawati ditempatkan di daerah-daerah yang jauh dan terpencil.
Semuanya dilakukan dengan semboyan tugas sud. Selain pada gereja Katolik, pada
agama Budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan
bhiksuni dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.
Pengabdian kepada negara dan bangsa yang
juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga
mercusuar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil
dari masyarakat ramai, sementara itu setiap tiupan angin kencang dan laut tidak
pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam
mengabdikan diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat
dirasakan oleh pegawai negri di kota tidak dapat dirasakan, mungkin
sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti tahunan. Kesenangan dan kegembiraan
sesama pegawai negri hanya mereka bayangkan secara terang di alam yang demikian
sepi. Anak-anak mereka sulit berkembang sebagai mahluk sosial, dan tebatas
untuk dapat mengembangkan diri akibat terpencilnya tempat tinggalnya. Dengan
membandingkan mereka dan kehidupan kawan-kawannya di kota atau di tempat yang
lebih enak terasa arti pengorbanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa
dan negara sendiri. Berapa banyakkah orang yang mau dan mampu menghayati
pengorbanan mereka itu ?
(b) Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban
atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian
untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian
itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian
yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai
tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau
mendengarkan kotbah agama. Dari kisah
para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya
wajib berkorban. Berikut ini diberikan
dua buah penggambaran.
Pangeran Sidharta Gautama dari
Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya
sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut lebih tetarik pada kehidupan pertapa
untuk memperoleh penerangan agung bagaimana caranya manusia dapat
membebaskan dirinya dari
sengsara (samsara) melalui
pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan abadi di sorga (nirvana). Ia
mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana, ia mengorbankan
kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa kepentingan umat manusia yang
bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya berhasil memperoleh penerangan agung di tempat pertapaan Bodh
Gaya, yang kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan
duniawinya, keluarganya. Demi kepentingan
umat manusia yang derajatnya lebih tinggi. Ia menjadi seorang Budha yang
akhimya tidak dilahirkan kembali dan menjadi pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah
untuk mengorbankan putra tunggalnya
Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut, perintah Allah untuk
mengorbankan tetap dipatuhinya. Allah
menguji kesetiaan dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak
sampai hati melihat pisaunya dipotongkan
ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan
perintah-Nya. Kemudian terbukti, bahwa putra yang mau dikorbankan kepada Allah
sudah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadamya
daripada pengorbanan oleh nabi ibrahim sekarang yang ditiru oleh oleh umat
Islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah
lain dengan mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul
Qurban.
Perbedaan antara pengertian pcngabdian
dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada
pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata
pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kala pengorbanan dapat juga diterapkan
kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan,
bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan
saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak
menunjuk kepada perbuatan
sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga,
biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan
belum tentu menuntut pengabdian.
Kesediaan seorang guru sekolah dasar
ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang
juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar disitu tanpa
menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan
kecerdasan masyarakat /bangsanya. Ia
hanya menerima penghargaan dan belas
kasihan dari masyarakat setempat.
Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran,waktu untuk
kepentingan anak didiknya.
Dalam
novel berjudul “Siti
Nurbaya” karya Marah
Rusli, betapa besar
pengorbanan gadis Siti Nurbaya
sebagai pengabdiannya kepada
orang tua. Orang tua Siti
Nurbaya tidak mampu membayarhutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai
tebusannya, Siti Nurbaya dibujuk agar bersedia
kawin dengan Datuk
Maringgih, si tua bangka, walaupun sebenamya
ia sudah mengikat janji dengan
pemuda pujaannya bernama
Syamsul Bahri. Demi pengabdian
kepada bapaknya, Siti Nurbaya
bersedia memutuskan
hubungannya dengan Syamsul
Bahri dan mau dikawinkan
dengan Datuk Maringgih,
walaupun dengan perasaan
yang sangat berat.
X. Manusia Dan Kegelisahan
A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah
yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang,
tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan
seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang
dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala
tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke
depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang
kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu
ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan
juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah
kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara
definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang
diinginkan tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa
berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu
kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu
pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia
luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang
mengancam untuk mencelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam
arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari
lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang
misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa.
Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang
mencemaskan. Seseorang wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang
tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian,
lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecemasan
akibat dan kenyataan yang pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu
mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu
itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh
seorang bayi atau anak kecil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu
ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya.
Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya,
tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik karena ia mendendam, maka ia
berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.
(b). Kecemasan Neorotik
Kecemasan ini timbul karena pengamatan
tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga
macam, yakni :
(1) Kecemasan yang timbul karena
penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan
menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah,
yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh:
Didi
anak laki-laki berumur 10 tahun.
Ia duduk di kelas V SD. Pada
suatu hari ia diberitahu ayahnya,
bahwa bulan depan ayahnya
dipindahkan ke kota lain. Mereka
sekeluarga harus pindah.
Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi
ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas.
Ibu Didi nampak gelisah, karena
tinggal di tempat yang lama ia sudah
betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu.
Lebih-Iebih Didi, karena baik di kampung maupun
di sekolah Didi banyak kawannya.
Karena itu ia takut kalau di tempat yang baru kelak ia tidak akan merasa betah.
Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa,
ikut pindah bagaimana di tempat yang
baru nanti. Ia takut pada
bayangannya sendiri.
(2) Bentuk ketakutan
yang tegang dan irrasional
(phobia). Bentuk khusus
dari phobia adalah, bahwa intensitas
ketakutan melebihi proporsi
yang sebenarnya dan
obyek yang ditakutkannya. Misalnya
seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet.
Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah
dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh
ayahnya. satu untuk dia dan satu untuk adiknya.
Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan
balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang
keras dari ayahnya.
Hukuman yang didapatnya
dan perasaan bersalah menjadi
terhubung dengan balon
karet.
(3)
Rasa takut lain
ialah rasa gugup,
gagap dan sebagainya.
Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau
bicara di depan umum, sekonyong-konyong diminta
untuk menyanyi atau berpidato.
Maka ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga
sulit berbicara atau menyanyi.
(c). Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena
pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki
bermacam-macam emosi antara lain:
iri, dendam, dengki, marah,
gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa
iri, benci, dengki, dendam itu
merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan
konsep yang kurang sehat Oleh
karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang
dapat dipahami orang
lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat
yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut,
cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang
cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara
itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya
lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan
moril.
B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang
gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal
itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh:
Bila ada suatu tanda bahaya
(bahaya banjir, gunung meletus,
atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena
bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang
sekaligus. misalnya hak
hidup, hak milik,
hak memperoleh perlindungan, hak
kemerdekaan hid up, dan
mungkin hak nama
baik.
C. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan
ini pertama-tama harus mulai
dari diri kna scndiri, yaitu kita
harus bersikap tenang. Dengan sikap
tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya
yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman
terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya
yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap
seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga baik untuk
digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan
sedikit pemikiran; pertama-tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri
(introspeksi). Akibat yang paling buruk
yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal
itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa
akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat
mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak
semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga,
dengan bersama-sama berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecernasan, dengan demikian
kita akan tidak merasakan lagi adanya rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal
dari kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal
orang. sehingga kata
terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan
dari yang lain.
atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang
berkenaan dengan tersisihkan
dari pergaulan, terpencil atau
terpisah dari yang
lain.
Terasing
atau keterasingan adalah
bagian hidup manusia.
Sebentar atau lama
orang pemah mengalami hidup
dalarn keterasingan, sudah
tentu dengan sebab
dan kadar yang berbeda satu
sarna lain.
E. KESEPIAN
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap
orang pemah mengalami kesepian, karena kesepian
bagian hidup manusia,
lama rasa sepi itu bergantung
kepada mental orang dan
kasus penyebabnya.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak
pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang
jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti,
tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas,
keadaan tanpa asal-usul yangjelas. ltu
semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya
kacau.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu tidak
dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan
pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat
berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan
tanda-tandaobsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan
pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir
dengan pasti ialah :
1.
Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa,
yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya
tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh
penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang pedagang yang maju pesat, pada
suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu
tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2.
Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak
terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui
sebab-sebabnya.
3.
Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan tentang apa
yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan
perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contoh:
a.Keinginan untuk mengambil barang
(mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin
membeli, mampu juga dia (kleptomania)
b.Keinginan minum minuman keras. Orang
itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan
minumnya tak dapat dibendung.
4.
Histeria
lalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh
tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf,
tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
Ketika Ibu Bakri sedang melayani anaknya
makan, datang orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam. OIjawabnya dan keluarlah
ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak
mengusung jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya
siapa itu ? .. itu kan
bukan Kang Bakri
!” semua orang yang
ditanya diam. Akhimya
dia berteriak histeris lalu pingsan
(film orang-orang laut)
5.
Delusi
Menunjukkan pikiran
yang tidak beres,
karena berdasarkan suatu
keyakinan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga
macam, yaitu :
1.
Delusi persekusi : menganggap keadaan
sekitamya jelek. Seseorang
yang mengalami delusi persekusi
tidak mau mengenal tetangga
kiri kanan karena menganggap
jelek.
2.
Delusi keagungan : menganggap dirinya
orang penting dan
besar. Orang seperti
itu biasanya gila honnat Menganggap
orang-orang disekitamya sebagai
orang-orang tidak penting. Akhimya
semua orang menjauhi
juga.
3.
Delusi melancholis : merasa dirinya
bersalah, hina, dan
berdosa. Hal ini
dapat mengakibatkan buyuten
atau dikenal dengan nama delirium
trements, hilangnya kesadaran dan
menyebabkan otot-otot tak terkuasa lagi.
Contoh:
Pak Joyo
orang kampung pada suatu hari dipanggil
ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi
karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa
menjawab, mulutnya gemetar.
Akhimya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6.
Halusinasi.
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan
sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi
buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.
Kadang-kadang karena halusinai orang
merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya
halusinasi dorongan-dorongan itu
menemukan sasarannya. Ini nampak
dalam perbuatan perbuatan penderita.
( penderita itu dapat
menyadari perbuatan itu, tetapi
tidak dapat menahan rangsang
khayalan sendiri)
7.
Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tenentu seseorang sangat
berpengaruh oleh emosinya.
lni nampak pada keseluruhan pribadinya:
gangguan pada nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira
dengan gerakan lari-larian, nyanyian,
ketawa atau berbicara. Sikap
ini dapat pula berupa kesedihan
menekan, tidak bemafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak
mau berbicara, diam seribu bahasa,
tennenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam
liburan, seperti biasa
Samsulbahri pulang ke kampungnya,dan
biasa pula setiap pulangnya Samsul bennain ke rumah Nurbaya, bekas pacamya.
Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah
untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri oleh Datuk
Maringgih, suami Nurbaya.
Melihat itu Samsul bahkan menghamtam si tua bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar
melihat kejadian itu
gemetar, jatuh terus
meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN
KETIDAKPASTIAN
Orang
yang tidak dapat
berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat menyembuhkan keadaan
itu bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga
tidak dapat sembuh. Bila hal itu
terjadi, maka jalan yang paling baik
bagi penderita ialah diajak atau pergi
sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah,
yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia
atau jenis takut bisa dilatih
dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu,
dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh
bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi
mungkin tidak. Andai kata
mereka sadar, kesembuhan
itu adalah karena pengalaman.
Jadi yang menyembuhkan masyarakat
sekitarnya dan dirinya sendiri.
Sumber :
http://shasharia.blogspot.com/2013/01/rangkuman-mata-kuliah-ilmu-budaya-dasar.html
mariakrlnda.blogspot.com/.../rangkuman-ilmu-budaya-dasar-bab-6-8.html
.
terimakasih, sangat membantu
BalasHapus