Permasalahan
Lingkungan di Jakarta merupakan masalah yang amad rumit di kota metropolitan
tersebut. Dari banjir, ruang terbuka hijau, hingga sampah yang akhir-akhir ini
diributkan dalam media. Semua masalah tersebut sudah ada bahkan dari jaman
kolonialisme Belanda , salah satunya banjir. Masalah yang paling inti dalam
masalah lingkungan di atas adalah karena adanya ketidaksadaran dan
ketidakpedulian warga kepada lingkungan.
Banjir sudah menjadi masalah Jakarta
semenjak jaman penjajahan Belanda. Sumber masalahnya ternyata mudah, Sampah
yang menyumbat tiap selokan dan sungai adalah menjadi biang keladi terjadinya
banjir. Belum pula hujan yang terus menerus mengguyur pada saat musim hujan.
Warga Jakarta pun serentak menyalahkan Kota Bogor dan sekitarnya yang notabene
kontur wilayahnya lebih tinggi dari Jakarta dan menyatakan sampah tersebut
bukan dari Jakarta.
Penanganan dan pencegahan sudah
dilakukan, diantaranya dengan dibuat waduk, ruang terbuka hijau, revitalisasi
sungai dan selokan, hingga relokasi warga kali guna revitalisasi sungai. Namun
masalah timbul kembali. Masyarakat yang jelas-jelas tinggal di tanah milik
negara tidak ingin dipindahkan dari bantaran kali ataupun tempat proyek Ruang
Terbuka Hijau (RTH) juga waduk.
Padahal sudah jelas, Jakarta butuh
membenahi secara total untuk masalah lingkungan ini demi kenyamanan warganya.
Namun pemikiran dan pemahaman warga asli dan pendatang yang masih terbilang
dangkal soal lingkungan belum ditambah ketidakpedulian mereka. Protes datang
dari warga bahkan hingga membawa ormas secara besar-besaran melawan pemerintah
dengan membawa nama “Kemanusiaan” dan menjelek-jelekan pemerintah seperti
binatang yang asal menggusur. Padahal sudah jelas tanah yang mereka tinggali adalah
punya pemerintah. Pada saat mereka akan digusur mereka sudah diberi surat agar
diberi waktu untuk bersiap dan pindah
Lain cerita, warga menyatakan bahwa
tidak mendapatkan surat peringatan atau pemberitahuan apaapun dari pemerintah
setempat. Beberapa warga bahkan mendapat tempat tinggal gratis, dan ada yang
diberi ganti rugi juga. Sampai hari ini juga masih banyak warga yang tidak mau
dipindahan untuk proyek sungai dan RTH. Masalah belum selesai akhir-akhir ini
merebak masalah karena adanya penolakan warga sekitar TPA Bantar Gebang yang
tidak mau adanya sampah yang masuk ke TPA mereka.
Alasan yang dibuat sama mudah dan
anehnya seperti proyek revitalisasi sungai,pembuatan waduk dan RTH. Ada dari
mereka bilang sangat menganggu bau dari sampah Jakarta tersebut yang
dipindahkan ke TPA Bantar Gebang. Padahal pada saat awal pembuatan TPA tersebut
pada waktu dulu, warga juga sudah diperingatkan agar segera pindah. Masalah
meluas hingga adanya bau politik dan ekonomi yang melibatkan banyak pihak.
Padahal saat itu musim hujan akan segera tiba, sampah tentu harus segera
diproses supaya tidak menjadi penyebab banjir dan masalah lainnya.
Jakarta masih mempunyai banyak
masalah soal lingkungan. Semua berasal dari ketidaksadaran dan ketidakpedulian
masyarakatnya akan kenyamanan, keamanan serta keselamatan diri mereka sendiri.
Ketika bencana sudah datang yang warga salahkan adalah lagi dan lagi,
pemerintah. Semoga pemerintah dapat saling berkomitmen dengan warga agar dapat
menciptakan Jakarta yang semakin nyaman ditinggali.